Wabah corona masih belum berlalu hingga saat ini. Masa belajar siswa di rumah pun sudah diperpanjang hingga bulan Juni yang akan datang. Artinya daring atau pembelajaran online masih terus berlanjut sebelum libur hari Raya Idhul Fitri nanti.
Akan tetapi realita yang terjadi kendati kondisi belum menormal, daring atau pembelajaran online pun sudah mulai surut semangatnya. Entah kebosanan anak-anak yang sudah meluber, atau memang ada faktor kesengajaan dengan memandang sekolah di rumah itu dibikin santai saja. Tidak perlu lagi setor tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru.
Melihat semakin sepinya siswa yang mungkin saja sudah mencari aktivitas lain bukan dirumah saja, memberi imbas bagi pembelajaran daring dari rumah ini. Kendala memang banyak sekali dihadapi oleh para siswa bahkan juga para pendidik. Apa-apa harus online otomatis penggunaaan data pun semakin meningkat. Tapi hal ini sepertinya tidak banyak berpengaruh pada siswa di madrasah saya. Karena sejatinya pembelajaran daring yang kami terapkan cukup simpel. Tidak ada yang namanya google classroom, video call live atau siaran langsung layaknya pertandingan sepak bola atau aplikasi Zoom yang menguras banyak data.
Kami hanya sebatas memberi penugasan yang waktunya pun cukup lumayan panjang. Dan media yang digunakan juga sama seperti yang harian siswa pergunakan yaitu cukup kirim melalui media WhatsApp. Itupun masih banyak siswa yang tidak menyetorkan tugas.
Menggunakan google form pun bagi kami hanya sesekali bahkan mungkin hanya sekali.
Pembelajaran daring terasa sangat garing. Karena kurangnya kesadaran bahwa kita semua sekolah dirumah bukan berlibur dirumah. Mari bersama-sama kita bekerjasama, menjadi partner untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan masih memprioritaskan tugas sekolah secara daring dengan tetap #DiRumahAja
*Teruntuk anak-anakku dirumah*
0 Comments