About Me

PPDB/PSB Online

Catatan Di Akhir Daring



(Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.) - K.H. Rahmat Abdullah


Pepatah mengatakan "Ala bisa karena biasa" mungkin tidak berlaku untuk saat ini.. Seperti halnya puasa Ramadhan, di awal-awal bagi sebagian orang merasa berat. Akan tetapi yang sudah sering berpuasa merasa biasa saja. Setelah beberapa waktu semua pada akhirnya juga merasakan biasa dengan kondisi berpuasa. Namun hal ini tidak berlaku pada pembelajaran daring yang semakin mengering. 

Kemarin adalah pekan terakhir pembelajaran secara online atau daring. Di awal-awal banyak siswa yang masih antusias mengerjakan tugas. Namun setelah hampir dua bulan, banyak siswa yang mulai mengendor semangatnya. Kebiasaan mereka bertahun-tahun belajar di sekolah belum tergantikan dengan sistem yang baru di saat darurat corona ini.

Bisa jadi hal ini memang karena kultur masyarakat Indonesia yang mengaku memiliki budaya Timur, yang terkenal dengan kegotong royongan dan mudah bersosialisasi. Kumpul - kumpul sing penting happy, kalo kata anak-anak sekolah jaman now. Maka dari itu dengan penerapan social dan physical distancing inilah selama hampir dua bulan pun belum  bisa merubah kebiasaan masyarakat untuk berkumpul-kumpul atau guyub rukun istilah Jawanya. 

Hal ini pun juga terjadi pada para siswa. Keseharian mereka bertemu, berkumpul, dolan bareng saat pulang sekolah menjadi hal yang dikangeni ketika harus sekolah di rumah saja seperti sekarang. Dan imbasnya adalah menurunnya semangat belajar. Di media sosial pun sudah tidak ramai cuitan emak-emak yang stress, curhatan anak-anak yang harus menyetorkan tugas setiap hari. Karena memang masa daring sudah hampir selesai.

Siswa saya pun juga berperilaku sama. Yang menyetorkan tugas bisa dihitung dengan jari, Bahkan dua pekan yang lalu hanya satu orang yang mengerjakan tugas, duh...Akhirnya pun guru harus memberi "japri cinta" kepada tiap-tiap siswa agar semangat mengerjakan tugasnya. Namun karena jarak yang  jauh, cukup dengan menjawab "iya bu" saja, selesai sudah tanpa ada follow up lagi. 

Begitulah warna warni pembelajaran darurat karena corona ini. Banyak kisah dan cerita yang mengesankan, menjengkelkan dan mungkin ada yang lucu juga. Semoga semua kisahnya bisa kita ceritakan nanti pada anak cucu kita kelak. Harapan dan doa kita bersama, semoga badai corona ini segera berlalu. Aamiin.

24 Ramadhan 1441 H

Post a Comment

0 Comments