About Me

PPDB/PSB Online

SENJA DUA DUNIA

              
     Senja berwarna Jingga bak goresan kuas indah menyelimuti langit, di temani burung yang mulai kembali ke singgasananya. Memang indah ketika kita terdiam menikmati indahnya senja, tapi terkadang kita lupa bahwa di balik indahnya senja ada sebuah dunia yang baru saja di mulai. Di saat semua makhluk hidup berbondong bendong kembali ke peraduannya, di saat itu pula dunia yang lain memulai kehidupannya. Inilah kisahku, kisah yang tak pernah ku lupa sepanjang hidupku..kisah yang menjadi saksi bisu dari sepenggal kehidupanku..kisah yang terjadi di kala senja..kisah senja dalam dua dunia..

            Anjani.. sebuah nama indah yang disematkan kedua orang tuaku kepadaku. Aku tinggal bersama mereka di sebuah desa kecil di bawah lereng gunung. Udara sejuk segar jauh dari hirup pikuk perkotaan memang melekat erat di daerah tempat tinggalku. Layaknya gadis belia pada umunya tidak ada yang berbeda dari kehidupanku.hari hariku aku jalani penuh dengan kebahagiaan di dalamnya. Sekolah menjadi rutinitas yang selalu ku jalani setiap harinya, setelahnya terkadang bahkan sering aku membantu kedua orang tuaku. Tidak ada yang spesial dari rutinitasku, semua sewajarnya layaknya gadis yang tinggal di desa pada umumnya. Tapi di satu hari yang tidak biasa..aku merasakan pengalaman yang belum pernah aku rasaakan sebelumnya.

            Di suatu pagi saat matahari mulai bangkit dari peraduanya, aku pun beranjak dari tempat tidurku untuk pergi ke sekolah. Seperti hari hari biasanya aku berangkat ke sekolah dan pulang ketika bel berbunyi. Tapi hari ini berbeda, karena ada tugas tambahan yang harus segera di kumpulkan keesokan harinya. Terpaksa aku harus menyelesaikan tugas ku terlebih dahulu bersama teman ku yang lain. Keasikan mengerjakan tugas sampai selesai, hingga tidak terasa langit mulai berwarna jingga menunjukkan waktu senja. Sebagai informasi,kami megerjakan tugas di sekolah,karena tugas praktik agar tidak repot membawa keesokan harinya.

            Sesegera mungkin setelah menyelesaikan tugas, aku dan temanku segera merapikan alat alat untuk segera pulang. Dengan buru buru segera aku menuju tempat di mana sepeda kayuhku  ku parkir. Aku mulai mengayuh sepedaku dengan sekuat tenaga agar bisa sampai rumah dengan segera. Ku susuri jalanan aspal sepanjang jalan menuju sekolahku, sampai tiba di ujung jalan masuk desaku suasana jalanan berubah sepi. Sedikit rasa kawatir menyelimuti perasaanku, menghawatirkan orang tuaku yang pasti resah menungguku pulang.

            Semakin kencang ku kayuh sepedaku melewati jalanan desaku, suasana masih sepi, sampai aku melewati sebuah bukit kecil di pertengahan jalan desaku. Aku melihat seorang gadis seumuranku duduk menghadap ke arah terbenamnya matahari. Seketika aku menghentikan kayuhan sepeda ku dan menghampirinya, siapa tahu dia teman satu desa ku sekalian bisa kuajak pulang bersama. Ku hampiri dan bertanya “kamu sedang apa di sini” , dia pun belum menjawab sekali lagi aku bertanya, “hey,kamu sedang apa disini” , seketika dia menoleh dengan senyuman,menjawab dengan lembut, “menikmati senja”, dengan terheran aku pun mendekatinya. Kulanjutkan tanyaku, “siapa namamu,aku tidak pernah melihatmu”, dia pun menjawab, “aku kirana,aku berasal dari desa sebelah”. Aku tak curiga dengan jawabannya, mungkin memang benar dia berasal dari desa sebelah. Masih terlihat jelas di ingatanku wajahnya yang putih pucat, dengan rambut panjang sebahu,menjadi salah satu teman ku yang baru.

            Akupun akhirnya duduk dan di ajaknya menikmati indahnya matahari terbenam di kala senja. Sampai akhirnya hari sudah semakin gelap, akupun beranjak dan segera pulang. Sesampainya di rumah segera kuletakkan sepedaku di samping rumah dan segera bergegas aku membersihkan diri. Setelahnya kujelaskan kepada orang tuaku alasan ku pulang terlambat. Tidak lupa aku meneceritakan juga teman baru ku yang bernama "KIRANA".

            Mereka sedikit kaget mendengar nama kirana. Akupun menjelaskan ciri ciri fisik temanku kirana kepeda mereka. Mereka pun semakin terkujut karena kirana yang mereka pikirkan mempunyai ciri fisik yang sama dengan kirana teman baruku. Mereka pun menjelaskan siapa kirana dan apa hubungannya denganku. Aku pun terkejut mendengar cerita mereka.karena ternyata kirana adalah saudari kembarku. Aku tidak pernah tahu aku mempunyai saudari kembar. Mereka juga tidak pernah bercerita kepada ku tentang saudariku. Bahkan sosok wajah kirana pun tidak mirip denganku. Entahlah..Menurut cerita kedua orang tuaku memang kami tidak kembar identik, tapi kami di lahirkan di jam dan waktu yang sama bahkan dari rahim yang sama. Bahagia bercampur sedih menyelimuti perasaanku. Tapi yang membuat aku semakin terkejut adalah.. Kirana sudah pergi dari dunia ini ketika kami berdua di lahirkan. Aku serasa ingin pingsan mendengar cerita mereka. Mereka tidak menceritakan bukan karena suatu alasan tertentu, tapi lebih kepada menunggu waktu yang tepat ketika aku sudah bisa memahaminya. Dan saat ini aku bisa memahami dan menerima atas  takdirku itu.

            Keesokan harinya akupun dia ajak kedua orang tuaku untuk berkunjung ke pusara kirana untuk pertama kalinya. Aku berdoa semoga kirana bisa bahagia dan tenang di sana.”Aku bahagia kirana bisa menikmati indahnya SENJA bersamamu, walaupun kita hidup di DUA DUNIA yang berbeda”.

karena hal itulah sedikit cerita ini kugoreskan dengan kisah “Senja Dua Dunia

                                                                                                                                    Story by : Beni Utomo


Post a Comment

1 Comments