(Ilustrasi)
Beberapa hari yang lalu saya terlibat perbincangan dengan seorang wali murid kami seorang single parent dengan dua orang anak, yang saat itu kami sedang memasak makanan untuk tenaga pengecoran gedung pondok kami. Anak pertama kelas 10 di Madrasah Aliyah dan santri di pondok kami. Dan yang kedua masih kelas 1 Sekolah Dasar. Suaminya meninggal karena sakit. Sejak saat itulah si ibu harus berjuang sendiri menghidupi kedua anaknya untuk biaya sehari-hari dan sekolah.
Alhamdulillah suaminya meninggal masih mewariskan sebuah rumah dan sepeda motor yang bisa digunakan si ibu untuk berusaha. Usahanya adalah membuat nasi bungkus. Ketika sebelum Ramadhan nasi bungkusnya masih bisa berjalan normal, karena warung yang dititipi masih buka. Tapi ketika Ramadhan, ibu ini sudah tidak membuat nasi bungkus karena warung yang dititipi tidak berjualan. Otomatis untuk ladang penghasilannya terhenti.
Tapi si ibu dengan sangat yakin dan penuh tawakkal berkata bahwa untuk Ramadhan untuk kehidupan sehari-hari yakin pasti bisa. Karena Allah SWT tidak akan membiarkan hambaNYA begitu saja. Dan benar saja, Allah SWT mendengar doa dan istiqomahnya saat itu. Selang sehari setelahnya beliau diberi amanah untuk menjadi juru masak selama Ramadhan di pondok kami. Minimal dengan menjadi juru masak, untuk makan sudah tercover dari pondok.
Mungkin cerita diatas hanya sekelumit saja dari orang-orang di sekitar kita. Sebuah motivasi bagi kita semua. Bahwasanya setiap kehidupan melalui proses yang berbeda-beda. Saya jadi teringat dengan slogan “DUIT” dimana yang sering kita dengungkan. Ada Doa, Usaha, Istiqomah dan Tawadu’. Empat hal yang tidak bisa kita abaikan begitu saja dalam mengarungi hidup di dunia ini.
Yang pertama adalah Doa. Dalam Alqur`an surat an-Naml ayat 62, Allah Ta’ala berfirman,
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingatNya?”
Maka wajib bagi kita untuk berdoa, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Yang kedua adalah usaha. Dalam ilmu Fisika, usaha adalah hasil perkalian gaya dengan perpindahan. Bisa kita lihat disini, usaha yang tanpa pergerakan apapun hasilnya akan nol. Usaha akan bernilai 0 jika gaya dan perpindahannya juga 0. Hasil usaha akan sebanding dengan gaya dan perpindahan yang kita lakukan. Pepatah Jawa mengatakan “ Lek obah yo mesti oleh opah” artinya jika kita bergerak maka akan dapat upah. Jadi dalam hal apapun kita tidak boleh berdiam diri hanya berdoa saja sepanjang hari. Usaha kita tentu saja dengan berkarya sesuai kapasitas kita masing-masing.
Ketiga Istiqomah, setelah kita berusaha tentu saja sebagai seorang Muslim kita harus tetap menjalankan kewajiban. Menjalankan semua ibadah-ibadah kita kepada Allah SWT.
Yang terakhir adalah Tawadu’. Dalam hal ini sebagai seorang Muslim kita harus rendah hati bukan rendah diri. Berpasrah diri kepada Allah atas semua yang diberikan. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”. (HR. Muslim no. 2664)
Pagi ini saya membaca hadits tersebut dari kiriman Bapak Kepala di group pondok kami dan saya jadikan status WhatsApp saya. Dan mata saya sempat berkaca-kaca setelah ibu siswa les privat yang koment ke saya, bahwa setelah membaca status saya beliau hatinya menjadi tenang. Ternyata siswa private saya pagi tadi jam 08.00 harus menjalani operasi karena tangannya patah akibat jatuh dari sepeda. Masya Allah. Saya sangat bersyukur, walau hanya sebuah status, tapi jika kita buat yang baik-baik maka akan ada manfaatnya bagi orang lain. DUIT, do it! Mari kita lakukan. Salam sehat, tetap semangat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tetap#DiRumahAja.
*mohon doanya bagi siswa saya, semoga Allah mengangkat penyakitnya
Menutup waktu Dhuha, 28 April 2020



0 Comments